Waspadai Dampak Resesi Jepang dan Inggris, Ini Strategi Pemerintah

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyoroti resesi yang terjadi di Jepang dan Inggris. Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi yang terkontraksi dalam dua kuartal berturut-turut memberikan sinyal Jepang dan Inggris akan masuk ke resesi secara teknik. Mencermati kondisi tersebut, pemerintah menyatakan terus melakukan monitoring atau pengawasan terhadap dampak transmisi perlambatan ekonomi global terhadap perekonomian nasional, khususnya Jepang. Indonesia memiliki hubungan kerja sama yang baik dengan Jepang, seperti pada aspek investasi dan ekspor-impor. Jepang menjadi salah satu tujuan utama ekspor bagi Indonesia dengan komoditas utama ekspor batu bara, komponen elektronik, nikel, dan otomotif. Tercatat, ekspor Indonesia ke Jepang sepanjang 2023 berada pada peringkat keempat dengan total mencapai 18,8 miliar dolar AS. Sementara, Foreign Direct Investment (FDI) atau penanaman modal asing dari Jepang ke Indonesia pada 2023 juga berada pada peringkat keempat. Total nilainya sebesar 4,63 miliar dolar AS.

“Hingga saat ini perekonomian nasional masih menunjukkan resiliensi dengan capaian pertumbuhan yang solid ditopang oleh permintaan domestik yang terus tumbuh dan dijaga dengan inflasi yang terkendali. Pemerintah tetap mengambil sejumlah langkah antisipatif terhadap risiko ekonomi global tersebut guna menjaga perekonomian Indonesia tetap stabil,” ungkap Kemenko Perekonomian. Guna menjaga ketahanan sektor eksternal yakni neraca dagang, pemerintah telah menerbitkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 416 Tahun 2023 tentang Tim Pelaksana dan Kelompok Kerja Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional sebagai tindak lanjut Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 tentang Satgas Peningkatan Ekspor Nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertindak sebagai Ketua Tim Pengarah dan beranggotakan para Menteri terkait serta pelaku usaha.

Search