Waspada, Kenaikan Harga Beras Berpotensi Jadi Bola Panas

Kenaikan harga beras menjadi pembelajaran penting bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap kebijakan sektor pangan. Fenomena El Nino yang semakin sering terjadi setidaknya menjadi momentum untuk mengubah arah kebijakan pangan selama ini. Selain mendorong penggunaan benih yang tahan terhadap cuaca kering di tingkat petani, langkah diversifikasi pangan juga harus semakin intens dilakukan. Hal itu sebagai langkah antisipasi ketika harga beras naik, dan masyarakat bisa beralih mengonsumsi sumber karbohidrat yang lain.

Peneliti Center of Food, Energy, and Sustainable, Indef, Rusli Abdullah, mengatakan beras memang memiliki elastisitas harga yang tinggi yang bisa membuat bertambahnya penduduk miskin. Gejolak harga beras memiliki penimbang tinggi dalam perhitungan inflasi. Di sisi lain, yang mengambil keuntungan besar dari kenaikan harga beras bukanlah produsen pangan atau petani, melainkan para pedagang besar. Hal itu berarti, kenaikan harga beras hanya menguntungkan sekelompok kecil golongan, sementara di sisi lain yang paling merasakan dampak dari kenaikan itu ialah kelompok menengah ke bawah. Rusli pun mengingatkan kalau gejolak harga beras itu tidak bisa dibenahi baik maka berpotensi jadi bola panas. Pembenahan harus memiliki strategi dalam jangka pendek, menengah, ataupun panjang, agar tidak merembet ke banyak hal termasuk situasi chaos secara politik seperti kejadian tahun 1998.

Sebagai upaya jangka pendek, lanjut Rusli, Satgas Pangan harus memperketat pengawasan terhadap distributor. “Mungkin selama ini dia mampunya menampung 10 ton, tetapi tiba-tiba dia bisa menampung 100 atau 1.000 ton beras maka itu harus diusut, kenapa bisa,” tandas Rusli. Ekonom Senior Indef, Bustanul Arifin, menyebut untuk skenario jangka menengah, pemerintah perlu menyediakan benih padi unggul yang tahan kekeringan. “Itu perlu disebarkan ke petani-petani seluruh wilayah agar ketika ada kekeringan lagi, produksi tidak turun dan harga beras tidak bergejolak,” papar Bustanul. Bustanul juga mendorong agar Kementerian Pertanian (Kementan) bersama pemerintah daerah (pemda) bahu-membahu melakukan percepatan tanam di lahan-lahan yang mengandalkan irigasi teknis dan perpompaan sehingga meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri.

Search