Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono menilai penurunan jumlah masyarakat kelas menengah selama beberapa tahun terakhir disebabkan oleh pandemi Covid-19. Sebab saat pandemi banyak pekerja yang terdampak PHK sehingga kehilangan sumber pendapatan. Bahkan sampai saat ini masih ada di antara mereka yang belum mendapatkan pekerjaan baru. Kendati demikian, masyarakat kelas menengah ini tetap perlu menjadi perhatian pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto agar kebijakan yang diambil bukan hanya menopang tetapi memberikan ruang agar kelas menengah dapat tumbuh. Pasalnya, dia melihat terdapat pergeseran pengeluaran kelas menengah dari semula lebih banyak dihabiskan untuk membeli kebutuhan seperti pakaian dan rekreasi, saat ini justru lebih banyak ke pangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kelas menengah dan menuju kelas menengah di Indonesia pada 2024 sebanyak 66,35 persen dari total penduduk Indonesia. Nilai konsumsi pengeluaran dari kedua kelompok tersebut mencakup 81,49 persen dari total konsumsi masyarakat. Oleh karena itu, kelas menengah memiliki peran krusial sebagai bantalan ekonomi nasional.