Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan komitmen investasi PT Vale Indonesia Tbk mencapai US$11,2 miliar atau sekitar Rp178,68 triliun (asumsi kurs Rp15.954 per dolar AS). Komitmen investasi itu pun bakal terealisasi jika perpanjangan kontrak karya (KK) Vale menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK). Adapun penerbitan IUPK Vale ini tengah diproses seiring dengan divestasi saham perusahaan kepada PT Mineral Industry Indonesia (MIND ID).
Arifin mengatakan perpanjangan IUPK Vale ini sampai 2035 dan bisa diperpanjang 10 tahun lagi. “Terkait perpanjangan (IUPK) Vale itu sudah ada rencana investasi US$11,2 miliar,” ucap Arifin dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (3/4). Ia memaparkan investasi itu mencakup untuk pembangunan tambang nikel dan High Pressure Acid Leach (HPAL) Sorowako senilai US$2 miliar atau sekitar Rp31,89 triliun. Kemudian, untuk pembangunan tambang nikel dan HPAL Pomalaa senilai US$4,6 miliar atau sekitar Rp73,34 triliun. Lalu, US$2,6 miliar atau sekitar Rp41,44 triliun untuk tambang nikel dan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Bahodopi. Sementara, sisanya adalah untuk satu proyek lain.