Wacana pergantian ini kembali mencuat setelah Presiden memanggil Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh. Namun, saat ditanyakan soal rencana pergantian menteri seusai meluncurkan ASEAN Indonesia 2023 pada Minggu (29/1/2023), Presiden kembali meminta semua pihak untuk menunggu.
Peneliti senior pada Pusat Riset Politik BRIN, Firman Noor, melihat Presiden memang ingin merombak kabinetnya setelah Nasdem memutuskan mengusung Anies sebagai bakal calon presiden di Pemilihan Presiden 2024. Kecenderungan tersebut terbaca dari sinyal yang dilemparkan Jokowi dalam beberapa kesempatan. Akan tetapi, posisi Nasdem sebagai salah satu partai pengusung Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019 masih dipertimbangkan. Jika ada perombakan, Firman memprediksi, masih ada menteri dari Nasdem yang akan dipertahankan sembari mengakomodasi desakan dari PDI-P yang beberapa kali mendesak agar politisi Nasdem di kabinet dievaluasi.
Presiden diharapkan tetap memprioritaskan ihwal perbaikan kinerja pemerintah dalam merombak kabinet. Dalam perombakan sebelumnya pada Juni 2022, nuansa politis pergantian menteri begitu kuat, sehingga profesionalitas menteri yang masuk kabinet cenderung dinomorduakan. Hal tersebut merupakan langkah Jokowi memperbesar koalisi parpol pendukung pemerintahan, yakni dengan mengikutsertakan PAN dalam barisannya. Pengalaman reshuffle sekadar untuk mengakomodasi parpol tertentu untuk masuk kabinet jangan sampai terulang.