Situasi di Timur Tengah makin memanas. Salah satu bos Hamas, Ismail Haniyeh, tewas setelah dibunuh di kediamannya di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024). Hal ini pun berimbas ke banyak hal, salah satunya pertimbangan gencatan senjata di Gaza yang masih dilakukan hingga kini.
Beberapa pemimpin dunia merespon kematian pemimpin Hamas tersebut. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh. Rusia buka suara atas peristiwa pembunuhan pemimpin politik gerakan Islam Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh. Pemerintah Presiden Vladimir Putin mengecam keras pembunuhan politik tersebut. Pemerintah China bersuara terkait tewasnya Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh. Beijing mengaku pembunuhan Haniyeh merupakan sesuatu yang perlu dikutuk. Pasalnya, hal ini dapat menciptakan eskalasi lebih lanjut di wilayah Timur Tengah, yang saat ini membara akibat perang Israel-Hamas. Sementara pemerintah AS, selaku sekutu terkuat di Israel yang juga melabeli Hamas kelompok teroris, mengaku telah mengetahui informasi terkait kematian Haniyeh. Namun masih menolak untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.
Pasukan Israel telah menewaskan sedikitnya 39.445 orang dan melukai sedikitnya 91.073 orang sejak melancarkan serangannya ke Gaza hampir 10 bulan lalu. Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan dalam 24 jam terakhir, 45 orang tewas dan 77 orang terluka. Di antara yang tewas terdapat lebih dari 16.000 anak-anak Palestina. Jumlah korban diperkirakan jauh lebih tinggi dengan ribuan mayat terkubur di reruntuhan bangunan yang dibom di seluruh Jalur Gaza.