Uang Beredar RI Bakal Turun Akibat Aktivitas Ekonomi yang Melambat

Bank Indonesia (BI) mencatat likuiditas ekonomi atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada bulan Mei 2024 naik lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya. Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono mencatat uang beredar mencapai Rp 8.965,9 triliun atau meningkat 7,6% secara tahunan atau year on year (YoY) pada Mei 2024. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 6,9% YoY.

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memproyeksikan uang beredar bakal menurun dalam beberapa waktu ke depan lantaran melambatnya aktivitas ekonomi. “Untuk beberapa bulan ke depan, kita melihat ada potensi penurunan M2 seiring dengan perlambatan aktivitas ekonomi walaupun tidak akan berlangsung lama,” kata Riefky kepada Kontan, Minggu (23/6). Riefky menjelaskan uang beredar ini tidak hanya sekedar uang yang secara fisik beredar di masyarakat, tapi juga mencakup yang berada dalam sistem keuangan. Selain itu, terjadinya peningkatan uang beredar pada Mei 2024 lalu disebabkan oleh net domestic asset Indonesia yang meningkat. Kemudian, nilai penyaluran kredit dan saving deposit juga ikut tumbuh pada periode tersebut. “Komponen-komponen inilah yang mendorong peningkatan M2,” kata Riefky.

Diberitakan sebelumnya, Erwin menyebut pertumbuhan M2 pada Mei 2024 dipengaruhi utamanya penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. Penyaluran kredit tumbuh sebesar 11,4% YoY pada Mei 2024, setelah tumbuh sebesar 12,3% YoY pada bulan sebelumnya. “Perkembangan ini terutama didorong oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 6,3% YoY dan uang kuasi sebesar 8,8% YoY,” ujar Erwin dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/6).

Search