Tujuan RI terwakili saat “voting” draf resolusi Rusia-Ukraina di IPU

Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI, sekaligus Ketua Delegasi Indonesia di IPU, Fadli Zon mengatakan Indonesia sebagai tuan rumah tidak ingin forum kongres antarparlemen dunia digunakan sebagai alat untuk mengutuk salah satu pihak di konflik Rusia dan Ukraina. Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua BKSAP Putu Supadma Rudana menambahkan misi Indonesia ingin mengupayakan perdamaian antara Rusia dan Ukraina.

Ribuan delegasi, yang mewakili parlemen dari 115 negara, mengikuti sesi debat umum (general debate) di Sidang Majelis Ke-144 IPU di Bali (21/03/2022). Dalam pertemuan itu, setiap negara boleh mengajukan usulan rancangan atau draf resolusi mengenai masalah-masalah mendesak. Para delegasi parlemen dunia menyoroti konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Tiga negara mengajukan rancangan resolusi untuk masalah itu, yaitu Ukraina, Indonesia, dan Selandia Baru. Parlemen Ukraina mengajukan draf resolusi, yang meminta IPU sebagai forum parlemen dunia dengan tegas mengecam invasi Rusia ke negaranya. Namun, Ukraina kemudian mencabut draf usulan tersebut sebelum voting dilakukan.

Meskipun Indonesia kalah suara dari Selandia Baru, dia mengatakan draf usulan kedua parlemen tersebut memiliki kesamaan secara substansi, yaitu mendorong IPU membuka dialog antara Rusia dan Ukraina. Tujuan Indonesia dalam mencari solusi atas konflik Rusia dan Ukraina terwakili oleh usulan draf resolusi dari Selandia Baru tersebut. Setelah pemungutan suara, proses selanjutnya ialah delegasi membahas poin-poin draf resolusi usulan Selandia Baru tersebut. Pembahasan tersebut akan berlangsung pada Selasa (22/03/2022).

Search