Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan ancaman terbarunya soal perundingan gencatan senjata di Gaza. Donald Trump menginginkan rencana perdamaian Gaza sebanyak 20 poin yang ia keluarkan beberapa waktu lalu, agar segera bisa terlaksana dalam waktu dekat. Dirinya menekankan, waktu adalah esensi dan memperingatkan konsekuensi berupa “pertumpahan darah besar-besaran” jika para negosiator bergerak lambat. Tujuan utama perundingan ini, lanjut Trump, adalah “membebaskan para Sandera, mengakhiri Perang di Gaza, dan yang paling penting, akhirnya mencapai perdamaian yang telah lama dicari di Timur Tengah”.
Delegasi Hamas, yang dipimpin oleh Khalil Al-Hayya, tiba di Mesir pada Minggu malam. Ini adalah kunjungan pertama Hayya ke Mesir sejak ia selamat dari serangan Israel di Doha, Ibu Kota Qatar, bulan lalu. Israel dan Hamas telah menyetujui beberapa bagian dari rencana tersebut. Hamas pada hari Jumat menerima pembebasan sandera dan beberapa elemen lainnya tetapi mengesampingkan poin-poin yang kontroversial, termasuk seruan untuk pelucutan senjatanya — yang telah lama ditolaknya.
Trump menyambut baik tanggapan Hamas, dengan mengatakan ia yakin kelompok tersebut telah menunjukkan mereka “siap untuk perdamaian abadi”. Ia meminta Israel untuk segera menghentikan pengeboman Gaza, tetapi serangannya terhadap wilayah kantong itu terus berlanjut.