Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy kembali berselisih terkait upaya menghentikan perang dengan Rusia. Perselisihan terbaru dipicu oleh penolakan Ukraina untuk mengakui pendudukan Rusia di wilayah Krimea, yang menjadi salah satu poin utama dalam usulan perdamaian dari AS. Wakil Presiden AS JD Vance menyatakan bahwa jika Rusia dan Ukraina tidak segera menyetujui proposal perdamaian AS, maka Washington bisa saja menarik diri dari proses tersebut.
Seorang mantan pejabat Barat yang mengetahui isi proposal menyebutkan bahwa AS meminta pengakuan atas aneksasi Krimea oleh Rusia, yang akhirnya dikecam luas oleh komunitas internasional. Zelenskiy, pada Selasa, menegaskan bahwa Ukraina tidak akan pernah menyerahkan wilayah Krimea kepada Rusia.
Dalam sebuah unggahan di media sosial Truth Social, Trump menyatakan bahwa Krimea “sudah lama hilang” dan “tidak lagi relevan untuk dibahas”. Membalas kritik tersebut, Zelensky mengunggah deklarasi tahun 2018 oleh pemerintahan Presiden Donald Trump yang menolak aneksasi Rusia atas Krimea pada Rabu (23/4/2025). Dalam unggahan di media sosial itu, disebutkan bahwa AS menolak upaya Rusia untuk mencaplok Krimea dan berjanji untuk mempertahankan kebijakan ini hingga integritas teritorial Ukraina dipulihkan. “Ukraina akan selalu bertindak sesuai dengan Konstitusinya dan kami benar-benar yakin bahwa mitra kami, khususnya AS, akan bertindak sesuai dengan keputusannya yang kuat,” tulis Zelensky.