To the Moon! Harga Batu Bara Kembali Tembus US$ 400/Ton

Pada perdagangan Rabu (18/5/2022), harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) untuk kontrak Juni ditutup di level US$ 407/ton. Menguat 1,8% dibandingkan penutupan pada hari sebelumnya. Kenaikan harga kemarin juga membawa batu bara kembali menembus level US$ 400/ton untuk kali pertama sejak 9 Maret 2022, atau lebih dari dua bulan lalu. Sebagai catatan, perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada 24 Februari membuat harga batu bara melonjak dari harga di kisaran US$ 250/ton menjadi di kisaran US$ 400/ton.

Kembali melesatnya harga batu bara dipicu oleh masih tingginya permintaan sehingga pasokan dikhawatirkan kembali ketat. Permintaan dari India, Jepang, dan negara-negara Uni Eropa diperkirakan masih meningkat karena mereka tengah bergerak cepat untuk mengamankan pasokan. Dilansir dari S&P Global, permintaan dari India diperkirakan masih akan tinggi minggu ini. Permintaan ini akan membuat harga batu bara melesat. Australia menjadi pilihan utama karena batu bara yang dihasilkan dari negara tersebut masuk dalam kualitas tinggi yang dibutuhkan. Batu bara dari Vietnam dan Indonesia dianggap kurang memenuhi syarat tersebut.

Dilansir dari Financial Times, dengan menghilangkan ketergantungan energi dari Rusia pada 2027 maka Uni Eropa diperkirakan akan menggunakan pembangkit listrik bat bara 5% lebih banyak dalam 10 tahun ke depan. Tingginya permintaan membuat FocusEconomics merevisi ke atas proyeksi harga batu bara di tahun ini. Rata-rata harga batu bara akan berada di kisaran US$ 225/ton, lebih tinggi 5,2% dari proyeksi awal.

Untuk mengantisipasi kenaikan permintaan, sejumlah produsen batu bara Indonesia dilaporkan tengah mengajukan kenaikan produksi. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menilai bahwa kenaikan harga batu bara membuat sejumlah perusahaan besar berencana untuk merevisi RKAB. Namun demikian, ia tak mempunyai data secara rinci.

Search