Mendagri, Tito Karnavian, mengatakan perbedaan pilihan politik wajar di masa Pemilu 2024 mendatang. Diharapkan, konflik yang ada nanti tidak sampai menghancurkan. Pada Pemilu 20219 muncul konflik dan polarisasi di masyarakat yang memiliki perbedaan pilihan politik. Pengalaman itu harus dijadikan pelajaran bagi semua pihak. Termasuk pemerintah dan penyelenggara pemilu. Menurut Tito, masa kampanye pada Pemilu 2019 yang terlalu lama menyebabkan politik identitas serta suku, agama, ras, dan antargolongan yang rawan menciptakan konflik muncul di tengah masyarakat.
Pemilu 2024 perlu terlaksana dengan lancar serta aman bagi masyarakat. Pada Pemilu 2019, di mana masa kampanye hampir 7 bulan, muncul politik identitas, politik SARA yang menjadi kerawanan. Selain aman bagi masyarakat, Tito juga mengingatkan Pemilu 2024 harus aman bagi para penyelenggara. Berkaca dari banyaknya petugas pemilu yang wafat pada Pemilu 2019 lalu. Pemilu 2024 juga harus aman bagi peserta pemilu dari tingkat nasional hingga kabupaten atau kota, serta aman bagi aparat yang bertugas menjaga keamanan. Prinsip pemilu yang aman dan lancar tersebut dapat dipertimbangkan oleh KPU dalam menyusun jadwal, tahapan, dan program Pemilu 2024.
Dalam rapat yang dihadiri Kemendagri serta komisioner KPU dan Bawaslu yang baru, Ketua Komisi II DPR, Ahmad Doli Kurnia, menegaskan bahwa pemungutan suara Pemilu 2024 akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama KPU dan pemerintah yakni 14 Februari 2024. Sementara pemungutan suara Pilkada serentak dihelat 27 November 2024. Selain menegaskan hari pemungutan suara untuk Pemilu dan Pilkada, rapat juga menyepakati untuk kembali membahas lebih lanjut tahapan, program, jadwal, dan anggaran mengenai Pemilu 2024.