Program Pengungkapan Sukarela (PPS) alias tax amnesty jilid II tersisa 32 hari lagi dari batas akhir 30 Juni 2022. Di sisa waktu ini tercatat harta yang berhasil dikantongi negara lewat pajak penghasilan (PPh) mencapai Rp 10,71 triliun. Dikutip dari situs pajak.go.id, Minggu (29/5/2022), jumlah PPh itu didapat dari 53.348 wajib pajak yang mengikuti program tax amnesty jilid II. Sampai pukul 08.00 WIB, sudah ada 62.207 surat keterangan.
Jumlah PPh itu berasal dari harta bersih yang diungkapkan senilai Rp 106,60 triliun. Terdiri dari deklarasi dalam negeri dan repatriasi Rp 92,19 triliun, serta deklarasi luar negeri Rp 7,7 triliun. Dari total tersebut, jumlah harta yang diinvestasikan mencapai Rp 6,62 triliun. Peserta tax amnesty jilid II ini bisa memilih untuk berinvestasi di Surat Berharga Negara (SBN) atau berinvestasi di perusahaan yang bergerak di bidang hilirisasi sumber daya alam (SDA) atau energi baru dan terbarukan (EBT).
Direktur Peraturan Perpajakan I Direktorat Pajak (DJP), Hestu Yoga Saksama mengingatkan kembali para wajib pajak yang belum mengungkapkan harta kekayaan untuk segera memanfaatkan program tax amnesty jilid II. Sebab, ada sanksi berat menanti jika ditemukan harta yang belum dilaporkan. Besaran sanksi administrasi karena tidak melaporkan harta berada di rentang 200-300%. Denda 200% tersebut dijatuhkan ketika Kementerian Keuangan menemukan harta wajib pajak yang tidak atau belum dilaporkan dalam Surat Pernyataan Harta (SPH) usai mengikuti tax amnesty jilid II. Atas tambahan harta itu, maka dikenai PPh sesuai Pasal 4 PP Nomor 36 Tahun 2017. Tarif PPh yang harus dibayar wajib pajak badan sebesar 25%, wajib pajak orang pribadi 30%, dan wajib pajak tertentu 12,5%.