Thailand Berencana Bangun Tembok di Perbatasan Kamboja demi Berantas Pusat Penipuan

Thailand sedang mengkaji gagasan untuk membangun tembok di sebagian perbatasannya dengan Kamboja untuk mencegah penyeberangan ilegal, di tengah meningkatnya upaya internasional membongkar jaringan pusat penipuan (scam centres). Operasi pemberantasan pusat-pusat penipuan yang melakukan kejahatan finansial besar-besaran dari Asia Tenggara semakin meluas, terutama di perbatasan Thailand dengan Myanmar dan Kamboja. Menurut data PBB, di kawasan itu ratusan ribu orang telah diperdagangkan oleh geng-geng kriminal dalam beberapa tahun terakhir. Akhir pekan lalu, polisi Thailand menerima 119 warga Thailand dari pihak berwenang Kamboja setelah sebuah penggerebekan di kota Poipet membebaskan lebih dari 215 orang dari sebuah pusat penipuan.

Perbatasan Thailand dan Kamboja memiliki panjang 817 km. Sebelumnya, Kementerian Pertahanan Thailand telah mengusulkan pembangunan tembok guna menutup jalur alami sepanjang 55 km antara Provinsi Sa Kaeo dan Poipet, yang saat ini hanya dipasangi kawat berduri. Pusat-pusat penipuan telekomunikasi telah beroperasi selama bertahun-tahun di Asia Tenggara, menjebak orang-orang dari berbagai negara, bahkan hingga Afrika Barat.

Operasi penindakan terhadap pusat-pusat penipuan itu meningkat setelah penyelamatan aktor China, Wang Xing, pada Januari lalu. Lebih dari 7.000 warga asing, mayoritas dari China, sedang menunggu untuk menyeberang dari Myawaddy di Myanmar ke Thailand. Pemerintah Thailand tengah berkoordinasi dengan berbagai kedutaan sejumlah negara guna mempercepat proses pemulangan orang-orang itu.  Sementara itu, seorang anggota parlemen senior Thailand pekan lalu menyatakan, penindakan masih belum memadai. Dia memperkirakan sekitar 300.000 orang beroperasi di pusat-pusat penipuan hanya di Myawaddy saja.

Search