Terungkap, OPM Kerap Beli Senjata dari Aparat yang ‘Butuh Uang’

Kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB-OPM) mengakui bahwa sejumlah senjata seludupan yang disita Satgas Operasi Damai Cartenz mereka beli dari aparat. Mereka menyatakan selama ini kerap bertransaksi dengan tentara maupun polisi Indonesia. “Penangkapan dan penyitaan dua senjata laras panjang dan empat pucuk pistol beserta ratusan amunisi itu adalah benar milik pasukan TPNPB di Puncak Jaya,” kata Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom. “Dan kami juga menyampaikan bahwa TPNPB sama sekali tidak mempunyai jaringan kerja dengan PT Pindad Indonesia untuk memasok senjata ke Papua.”

Menurutnya, penyitaan logistik TPNPB di Keerom oleh aparat militer pemerintah Indonesia itu terkait kerja individu yang mempunyai jaringan kerja dengan militer Indonesia. “Pada prinsipnya Tentara dan Polisi Indonesia butuh uang dan TPNPB butuh senjata dan hal tersebut juga terjadi di Afrika, Eropa bahkan di Indonesia dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda,” kata dia melanjutkan. Ia menyampaikan pesan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI serta Polri dan komunitas internasional bahwa mereka akan menggunakan segala cara untuk mencapai kemerdekaan Papua.

Sebelumnya, Satgas Operasi Damai Cartenz menggagalkan penjualan senjata api senilai Rp 1,3 miliar ke kelompok separatis Papua merdeka yang dilakukan oleh mantan anggota TNI. Dalam operasi tersebut, satuan khusus kepolisian itu menangkap Yuni Enumbi (YE), Yudhi Kalalo (YK), dan Matius Payokwa (MP). Senjata api lengkap dengan amunisi tajam tersebut dikatakan akan diserahkan ke kelompok Lerimayu Telenggen yang merupakan pemimpin separatis di wilayah Puncak Jaya, Papua Tengah.

Search