Terancam Kenaikan Harga Pangan Berkepanjangan

Ancaman melambungnya angka inflasi akibat kenaikan harga pangan diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat. Presiden Joko Widodo mengatakan ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga pangan, salah satunya kelangkaan pasokan. Presiden menyebut kelangkaan peti kemas terjadi karena ketidakseimbangan perdagangan di pasar global. Naiknya biaya peti kemas bakal merembet pada harga barang di level konsumen. Inflasi juga didorong oleh kelangkaan energi. Persoalan ini menjadi salah satu imbas dari konflik antara Rusia dan Ukraina.

Di tengah ancaman tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, pada Februari 2022, terjadi deflasi sebesar 0,02 persen dengan indeks harga konsumen 108,24. Adapun tingkat inflasi tahun kalender 2022 adalah 0,54 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 2,06 persen. Hal yang mempengaruhi laju inflasi pada Februari adalah kebijakan pemerintah mengenai harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng per 1 Februari 2022. Deputi Bidang Statistik Distribusi Barang dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan, dari 90 kota yang dipantau, sebanyak 53 kota mengalami deflasi dan 37 kota mengalami inflasi. Namun demikian, Sekretaris Jenderal Induk Koperasi Pasar (Inkoppas), Ngadiran, ragu akan penghitungan soal deflasi. Sebab, harga pangan di pasar tradisional cenderung naik dari waktu ke waktu.

Data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional menyebutkan harga sejumlah komoditas terus menanjak. Pada 1 Maret 2022, harga minyak goreng curah di pasar tradisional Rp 17.000 per kilogram. Harga minyak goreng kemasan bermerek 1 Rp 19.450 per kilogram dan minyak goreng kemasan bermerek 2 Rp 18.500 per kilogram. Harga daging sapi kualitas I dan II adalah Rp 129. 850 per kilogram dan Rp 121. 000 per kilogram, di atas harga normal Rp 100. 000 per kilogram. Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Rusli Abdullah, memperkirakan inflasi akan melonjak pada Maret menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Perang Rusia-Ukraina diperkirakan mengerek harga minyak bumi dan gandum. Indef menaksir inflasi pada 2022 mencapai 3,5 persen. Jika konflik Rusia dan Ukraina terus memanas dan harga minyak terus naik, inflasi bisa mencapai 5 persen. Ekonom dari Center of Reform on Economics Indonesia (CORE), Yusuf Rendy Manilet menyarankan pemerintah melakukan langkah mitigasi, dari memantau kesediaan pangan, menyusun perubahan proyeksi konsumsi jangka pendek, hingga mengawasi alur distribusi.

Search