Telat Naikkan Bunga, Investor Keluar dari Pasar Keuangan RI

Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan domestik mencapai 1,27 triliun rupiah pada 6-9 November 2023. Perkembangan tersebut berasal dari modal asing keluar bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) senilai 1,59 triliun rupiah dan di pasar saham 1,35 triliun rupiah, sementara modal asing masuk bersih di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mencapai 1,66 triliun rupiah. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, belum lama ini, mengatakan dengan demikian modal asing bersih yang masuk ke Indonesia sejak 1 Januari hingga 9 November 2023 mencapai 57,55 triliun rupiah di pasar SBN dan 19,28 triliun rupiah di SRBI, sedangkan modal asing keluar bersih di pasar saham mencapai 15,97 triliun rupiah.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti, mengatakan pelarian modal asing itu mungkin disebabkan beberapa hal. Pertama, keterlambatan BI menaikkan suku bunga saat suku bunga the Fed dinaikkan. Kedua, ketidakpercayaan investor karena ketidakpastian regulasi di Indonesia. Ketiga, perekonomian global melambat sehingga semua membatasi investasi. Sebab itu, langkah yang harus dilakukan adalah otoritas moneter harus ikut menaikkan suku bunga ketika Fed dinaikkan sehingga mengembalikan kepercayaan investor.

Sementara Guru Besar Ekonomi sekaligus Rektor Universitas Airlangga, Mohamad Nasih, mengungkapkan laporan BI soal aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan domestik yang mencapai lebih dari satu triliun rupiah tersebut, menunjukkan dampak dari tren kenaikan suku bunga akibat kebijakan the Fed. “Amerika perlu dana support yang cukup besar sehingga mereka mengupayakan tidak sampai ada pengurangan. Dengan demikian, semuanya akan lari ke sana, termasuk semua dana yang ada di luar negeri, akan tertarik ke dollar AS. Oleh karena itu, pasti dampaknya akan sangat luar biasa,” tutup Nasih.

Search