Konflik Iran-Israel berimbas pula terhadap pergerakan mata uang global. Rupiah dalam beberapa hari terakhir telah melorot hingga tembus Rp16.000-an per Dolar Amerika Serikat (AS). Kendati demikian penurunan nilai tukar rupiah tidak sedalam mata uang negara lain. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, tekanan terhadap nilai tukar juga dialami negara-negara lain, hanya dolar AS saja yang mengalami penguatan.
“Walaupun (nilai tukar rupiah) turun tapi kita di atas dari China, Thailand, maupun Malaysia. Kalau dibandingkan peer country relatif indeks dolar lebih aman,” ujar Airlangga dalam Konferensi Pers Perkembangan Isu Perekonomian Terkini di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Kamis (18/4/2024). Dikatakan Airlangga, saat ini Inflasi Indonesia relatif terkendali. Menurutnya, pemerintah telah berpengalaman dalam kasus inflasi saat konflik perang Rusia dan Ukraina, yang saat itu inflasi mencapai 5,95%. Inflasi Indonesia saat ini relatif masuk di dalam range 2,5% plus minus 1%. Diakuinya, beberapa bulan terakhir kenaikan bahan pangan menyumbang inflasi.
Kendati demikian, pemicu kenaikan harga pangan tersebut menurut Airlangga dipicu El Nino yang terjadi sejak Februari dan Maret 2024. “Pascalebaran baik harga beras maupun minyak goreng sudah flatten. Demikian juga cabai rawit dan cabai merah. Jadi ini inflasi tidak tergantung konflik di Timur Tengah. Ini inflasi faktor dalam negeri dan pengaruh El Nino kemarin,” ujar Airlangga. Dengan begitu, Ketua Umum Partai Golkar itu menilai kepercayaan investor terhadap ketahanan ekonomi Indonesia berjalan baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2025 yang ditargetkan 5%, diperkirakan akan tumbuh 5,1%, lebih tinggi dari pertumbuhan global yang diperkirakan 3,2% di 2024.