Kementerian Perdagangan optimistis transaksi dalam Trade Expo Indonesia atau TEI 2023 akan melebihi target yang telah ditetapkan US$ 11 miliar. Hal ini seiring dengan nilai transaksi perdagangan yang telah disepakati melalui nota kesepahaman oleh perwakilan dagang Indonesia dan mitranya dalam rangka TEI 2023 mencapai US$ 9,2 miliar. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Didi Sumedi menyatakan nilai transaksi selama TEI 2023 kemungkinan besar melampaui target. Hal tersebut serupa dengan realisasi transaksi pada TEI 2022 yang mencapai US$ 15 miliar, jauh melebihi target sebesar US$ 10 miliar. “Dari nota kesepahaman perdagangan yang sudah kami kumpulkan dari beberapa perwakilan perdagangan kami sudah mencapai US$ 9,2 miliar untuk TEI 2023.
Pertanian menjadi sektor yang akan didorong pemerintah untuk banyak ditransaksikan dalam TEI 2023. Menurutnya, komoditas tersebut masih menarik dan mencatatkan kinerja yang cukup bagus pada TEI 2022 dan TEI 2023. Didi juga menilai komoditas lain yang akan memberikan kontribusi besar adalah komponen otomotif. Ia berpendapat perdagangan sektor tersebut menjadi komposisi penting terhadap komposisi ekspor nasional.
PT Debindo International Trade and Exhibitions selaku pengelola TEI 2023 mencatat, total peserta yang mendaftar pada TEI 2023 mencapai 900 orang. Peserta tersebut berasal dari sektor manufaktur, perusahaan kelas menengah, dan perusahaan mikro dan kecil. Direktur Debindo Budiarto Linggowijono mengatakan, ada banyak peserta pameran TEI 2023 yang baru. Menurutnya, kepesertaan TEI 2023 lebih banyak dibandingkan tahun lalu. “Kepesertaan tahun ini didominasi oleh usaha untuk makanan dan minuman, bumbu makanan, dan kopi. Itu mendominasi sekitar 44% dari total peserta pameran,” kata Budiarto. Di sisi lain, menurut dia, terdapat 3.257 orang pembeli dari 88 negara yang menjadi peserta TEI 2023. “Jumlah itu akan semakin bertambah menjelang hari pelaksanaan TEI 2023,” katanya.