Harga dan stok sejumlah bahan pangan rentan bergejolak karena dampak dari situasi di pasar global. Oleh karena itu, pemerintah dinilai perlu membenahi dan menata kembali kebijakan di sektor pangan guna meminimalkan dampak negatif di pasar dalam negeri. Komoditas pangan yang rentan terhadap gejolak di pasar global antara lain minyak kelapa sawit mentah (CPO) dan minyak goreng, kedelai, gula, dan beras.
Harga CPO, misalnya, menurut Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Bustanul Arifin, puncak kenaikannya 20 tahun terakhir terjadi saat krisis ekonomi, mulai dari krisis moneter, fiskal, hingga krisis akibat pandemi. Saat ini, harga CPO masih tinggi, yaitu di kisaran 1.300 dollar AS per ton. Di sisi lain, saat harga CPO anjlok sebelum pandemi Covid-19, program biodiesel digulirkan pemerintah untuk mengatrol harganya. Program biodiesel ditingkatkan jadi B-30 guna memenuhi target transisi energi. Program energi itu memang mampu menyelamatkan harga CPO, tetapi juga memunculkan persoalan baru, harga CPO naik dan pemanfaatannya untuk energi naik 24 persen. Namun, pemanfaatan CPO untuk pangan turun 14,6 person dan harga minyak goreng melonjak tajam. Pemerintah terlalu sibuk menggenjot bahan bakar nabati, tetapi lupa dengan pangan, ujarnya dalam Gambir Trade Talk #5 Retrospeksi Kinerja Perdagangan 2021 dan Resolusi 2022 yang digelar secara virtual, Rabu (23/2/2022).
Hal itu berbeda dengan kedelai yang harganya kerap dipengaruhi ketersediaan stok dan permintaan global. Apalagi dalam dua tahun terakhir impor kedelai China sangat tinggi karena industri pangan dan pakan ternak berkembang pesat. Menurut Bustanul, Indonesia merupakan anak bawang produksi kedelai sehingga mau tidak mau bergantung pada kedelai impor. Untuk itu, salah satu solusinya adalah mempermudah prosedur impor. Sebab, jika impor terlambat sedikit saja, dampaknya pada industri pangan domestik besar. Selain itu, Indonesia perlu fokus pada produksi kedelai kualitas tinggi dan tidak bersaing langsung dengan kedelai impor yang memiliki efisiensi tinggi dan harga lebih murah