Tanpa Kendali, Sektor Energi Berpotensi Sumbang 1.057 Juta Ton CO2 pada 2060

Tanpa kontrol emisi, sektor energi diproyeksikan dapat menyumbang hingga 1.057 juta ton CO2 pada 2060. PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menegaskan pentingnya transformasi energi hijau sebagai langkah krusial untuk menekan angka tersebut. Komitmen ini disampaikan dalam forum 24th ASEAN Senior Officials Meeting on Minerals (ASOMM) & ASEAN Mining Conference 2024. Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, mengatakan bahwa upaya pengurangan emisi gas rumah kaca menjadi tanggung jawab nasional dan global.

Menurut Senior Vice President Pengembangan Bisnis Batu Bara PLN EPI, Eko Yuniarto, transformasi energi akan mengubah bauran energi nasional secara signifikan. Energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan biomassa ditargetkan mencapai 69 persen dari total bauran energi pada 2060. Transformasi ini didukung oleh langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menurunkan emisi karbon secara signifikan. Meski demikian, batu bara masih menjadi tulang punggung sistem kelistrikan nasional selama masa transisi. Pada 2024, kebutuhan batu bara untuk PLN dan produsen listrik independen (IPP) diperkirakan mencapai 167,98 juta ton, meningkat 4 persen menjadi 174,66 juta ton pada 2025. Penggunaan batu bara akan terus menurun hingga hanya 8 persen dari bauran energi pada 2060. PLN juga memanfaatkan program Coal Blending dan Coal Switching untuk mengoptimalkan efisiensi penggunaan batu bara.

Strategi ini selaras dengan Enhanced Nationally Determined Contributions (ENDC) Indonesia, yang menargetkan pengurangan emisi lebih besar dari komitmen awal. Upaya ini memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin transisi energi di ASEAN. Eko menambahkan bahwa inovasi teknologi dan kebijakan transisi energi diyakini mampu mengurangi emisi secara signifikan.

Search