Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah perairan timurnya sehari setelah memperingatkan penempatan kembali kapal induk AS di dekat Semenanjung Korea telah mengobarkan ketegangan regional. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mendeteksi dua peluncuran rudal pada Minggu (9/10) pukul 1.48 pagi dan 1.58 pagi waktu setempat dari kota pesisir timur Munchon di Utara. Ia menambahkan bahwa militer Korea Selatan telah meningkatkan postur pengawasannya dan mempertahankan kesiapan dalam koordinasi yang erat dengan Amerika Serikat.
Wakil Menteri Pertahanan Jepang Toshiro Ino juga mengonfirmasi peluncuran tersebut, dengan mengatakan kegiatan pengujian Pyongyang “sama sekali tidak dapat diterima” karena mengancam perdamaian dan keamanan regional dan internasional. Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida secara terpisah menginstruksikan para pejabat untuk mengumpulkan dan menganalisis semua informasi yang mereka bisa dan mempercepat pembaruan tentang tes ke publik. Ia juga mengatakan pihaknya berusaha memastikan keselamatan semua pesawat dan kapal di perairan sekitar Jepang sambil mempersiapkan segala kemungkinan.
Peluncuran rudal tersebut merupakan uji coba senjata putaran ketujuh Korea Utara dalam dua minggu terakhir. Korea Utara berargumen bahwa pihaknya terpaksa mengejar program senjata nuklir untuk mengatasi ancaman nuklir AS. Namun, pejabat AS dan Korea Selatan telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak berniat menyerang Korea Utara. Korea Utara telah meluncurkan lebih dari 40 rudal balistik dan jelajah di lebih dari 20 acara berbeda tahun ini. Pejabat Korea Selatan mengatakan Pyongyang mungkin akan segera melakukan rudal balistik antarbenua atau ledakan uji coba nuklir.