Para pelaku UMKM yang tergabung dalam Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) kini tengah bersusah payah mendapatkan tambahan modal kerja untuk bertahan di tengah masa inflasi tinggi seperti saat ini. Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Eddy Misero mengatakan kini banyak yang memilih untuk bertahan dengan mencari pinjaman ke perusahaan finansial teknologi atau fintech ketimbang perbankan. Meskipun bunga pinjamannya tinggi.
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan, tingkat bunga pinjaman fintech lending sebesar 0,4 persen per hari untuk pinjaman multiguna atau konsumtif tenor pendek. Sedangkan pinjaman produktif, bunga sekitar 12-24 persen per tahun.
Adapun untuk di perbankan, kalangan pengusaha UMKM bisa mendapatkan pinjaman modal dalam bentuk Kredit Usaha Rakyat (KUR). Suku bunga KUR yang ditetapkan rata-rata sebesar 6-7 persen per tahun di bank-bank seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Tapi, dengan besaran bunga yang lebih kecil itu, Eddy mengungkapkan kalangan pengusaha sangat sulit mendapat pinjaman, apalagi yang tidak memiliki sama sekali agunan atau kolateral. Padahal, pemerintah sudah janji bisa memberikan modal bagi pelaku usaha tanpa harus ada agunan untuk pinjaman tertentu.