Tren kenaikan suku bunga bank sentral utama dunia yang diprediksi akan terjadi hingga tahun depan menjadi salah satu ujian dari ketahanan stabilitas keuangan nasional. Pemerintah terus mengantisipasi dampak dari arus aliran modal keluar akibat tren kenaikan suku bunga, salah satunya dengan belanja anggaran yang terukur sehingga berdampak positif pada perekonomian nasional.
Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Akuntansi Pelaporan Keuangan Tahun 2022, di Jakarta, Kamis (22/9/2022), Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan dalam beberapa waktu kedepan stabilitas keuangan negara akan diuji dua tantangan utama yakni lonjakan inflasi dunia akibat gangguan pasokan pangan dan energi, serta arus modal keluar akibat kenaikan suku bunga bank sentral utama dunia. Tantangan tersebut akan memengaruhi asumsi yang digunakan pemerintah dalam menyusun APBN dan APBD. Akuntabilitas pengelolaan keuangan negara harus dijaga dalam situasi yang extraordinary seperti ini.
Kementerian/lembaga serta pemerintah daerah diharapkan terus berupaya meningkatkan kualitas belanja atau mengutamakan belanja prioritas dalam rangka meningkatkan pelayanan publik sekaligus mendukung percepatan pemulihan ekonomi. Setiap penggunaan uang negara mesti terukur dari sisi capaian serta manfaat untuk stabilitas perekonomian nasional. Sri Mulyani menambahkan, langkah agresif Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, dalam menaikkan suku bunga acuan bakal berpengaruh terhadap ekonomi global. Dia menyebut kenaikan itu akan menekan pertumbuhan ekonomi AS yang bakal merembet ke harga-harga komoditas.