Ekonomi global masih dibayangi sejumlah risiko. Usai pandemi COVID-19 reda, ekonomi global kini dibayangi oleh risiko kenaikan inflasi. Ancaman inflasi diperkirakan terus menjadi topik yang hangat. Bahkan, masalah ini diprediksi dibahas dalam pertemuan G20. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, dalam pertemuan Islamic Development Bank (IsDB) belum lama ini dibahas risiko global. Termasuk, ancaman dari sisi kenaikan inflasi yang dipicu harga energi dan pangan.
Salah satu negara yang mengalami lonjakan inflasi adalah Turki. Inflasi Turki tercatat hampir 70% atau persisnya 69,97% pada April. Ini merupakan yang tertinggi dalam dua dekade terakhir. Meroketnya inflasi di Turki didorong konflik Rusia-Ukraina yang membuat kenaikan harga energi dan komoditas setelah jatuhnya lira tahun lalu. Mengutip CNN, Institut Statistik Turki mencatat inflasi bulanan 7,25%. Secara tahunan, inflasi Turki diperkirakan 68%. Pemicu lonjakan harga konsumen adalah naiknya harga di sektor transportasi sebesar 105,9% secara tahunan, termasuk harga energi. Selain itu, harga makanan dan minuman non-alkohol naik 89,1%. Sementara, secara bulanan harga makanan dan minuman non-alkohol menjadi komponen penyumbang inflasi tertinggi sebesar 13,38% dan harga rumah naik 7,43%.