Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa utang Indonesia kini mencapai mencapai Rp 6.919,15 triliun. Data tersebut tercatat hingga akhir Januari 2022. Di mana juga mengalami penambahan Rp10,28 triliun dibandingkan bulan sebelumnya atau Rp686,01 triliun dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Sri Mulyani mengatakan jika tidak utang, maka dampak yang tidak diinginkan dari pandemi akan sulit dihentikan. Bukan hanya Indonesia, banyak negara lain yang juga membutuhkan utang demi menjaga ekonominya dari hantaman pandemi. Menurutnya, utang Indonesia tersebut ini juga demi menyelamatkan rakyat Indonesia, baik dari segi ekonomi dan sosial, terutama melihat situasi yang dihadapi saat ini. Jika tidak berutang, justru bisa mengancam kesehatan masyarakat yang kini masih di tengah pandemi Covid-19.
Meski demikian, Sri Mulyani menyebut kalau utang yang dimiliki Indonesia lebih terkendali dibanding negara lain. Hal ini dapat dilihat dari defisit anggaran yang sudah turun perlahan dan kembali di bawah 3%. Pemerintah beralasan untuk utang karena kita juga menerima penerimaan saat perekonomian naik lagi. Tahun ini di 2 bulan pertama, penerimaan kita berada di atas 30%. Sehingga semua bekerja sesuai mekanisme APBN tool, kalau dibutuhkan dia kerja keras dan saat sudah membaik dia disehatkan kembali.