Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah hingga hampir menyentuh Rp16 ribu per dolar Amerika Serikat (AS) tidak terlepas dari kondisi di Negeri Paman Sam. Ia mengatakan inflasi AS masih cukup tinggi. Hal itu direspons bank sentral AS The Fed dengan mengeluarkan sinyal kenaikan suku bunga acuan akan dilakukan dalam waktu cukup lama atau higher for longer. “Ini yang menyebabkan banyak terjadinya capital flowing back ke AS, menyebabkan dolar index menguat di 106. Pak Gubernur (Bank Indonesia) sebelumnya mengatakan di 93, berarti dolar AS itu kuat secara global,” katanya di Istana Kepresidenan, Senin (23/10).
Menanggapi kondisi itu, bendahara negara tersebut mengatakan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan menyinkronisasikan kebijakan moneter dan fiskal. Dengan begitu jika pemicu pelemahan nilai tukar rupiah berasal dari negara lain seperti AS, dampaknya bisa dimitigasi. “Dan kita minimalkan (dampaknya) baik terhadap nilai tukar, inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas sistem keuangan. Itu akan terus kita lakukan secara insentif,” katanya. Nilai tukar rupiah terus melemah belakangan ini mendekati level Rp16 ribu.