Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini memiliki dampak yang tak main-main. Dengan mengutip data World Bank atau Bank Dunia, dia menyebut implikasi perubahan iklim bisa mencapai US$560 miliar dan meningkatkan angka kemiskinan hingga 100 juta jiwa per tahunnya secara global. Sri Mulyani menuturkan bahwa keuangan transisi menjadi sangat penting untuk bisa mewujudkan kondisi lingkungan hidup yang jauh lebih berkelanjutan bagi seluruh umat manusia. Para pemangku kepentingan harus mampu memahami, mengidentifikasi, serta melakukan langkah-langkah konkrit untuk dapat memobilisasi pendanaan serta transisi menuju perekonomian hijau.
Kementerian Keuangan saat ini terus menjadi institusi yang berada paling depan dan vokal dalam membahas isu perubahan iklim. Baik itu di level domestik maupun global seperti saat Presidensi G20 dan Keketuaan ASEAN. Isu perubahan iklim juga terus didorong untuk dibahas pada forum para Menteri Keuangan untuk kemudian dieskalasi pada level pimpinan negara. Meski begitu, Sri Mulyani menegaskan bahwa isu perubahan iklim tidak hanya bisa ditangani lewat pidato semata, namun harus melalui aksi nyata. “Dan inilah mengapa Indonesia dalam banyak partisipasinya, kami selalu membahas dan menyajikan kasus yang sebenarnya,” ucapnya. Penanganan isu transisi energi di Indonesia bisa menjadi ‘testing ground’ bagi banyak komitmen dan diskusi-diskusi yang selama ini dilakukan. Sri Mulyani pun mengapresiasi penyelenggaraan Indonesia International Conference for Sustainable Finance and Economy 2023 sebagai sarana komunikasi para pemangku kebijakan di level domestik dan global.