Sejak dilantik setahun lalu, Presiden Prabowo telah melakukan empat kali reshuffle kabinet. Pada reshuffle kabinet jilid IV, Rabu (8/10/2025) kemarin, dua wakil menteri baru dilantik. Salah satunya Benjamin Paulus Octavianus yang ditetapkan sebagai Wakil Menteri Kesehatan, yang merupakan kader Partai Gerindra. Dalam reshuffle yang sama, Presiden juga menunjuk dua kader Gerindra lainnya, Dirgayuza Setiawan dan Agung Gumilar Saputra, sebagai Asisten Khusus Presiden. sedikitnya 20 kader Gerindra kini menduduki posisi menteri, wakil menteri, maupun pejabat setingkat menteri pada pemerintahan Prabowo.
Situasi itu menuai kritik publik. Kritik salah satunya dilontarkan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Anies menilai pemerintahan Prabowo semakin menjauh dari prinsip integritas dan meritokrasi. Fungsionaris Partai Gerinda Ahmad Riza Patria mengatakan setiap presiden memiliki cara masing-masing dalam menyusun kabinet. Terkait kritik terhadap pemerintahan Prabowo yang semakin gemuk, Riza menegaskan bahwa langkah tersebut dilakukan semata untuk mempercepat kinerja pemerintahan.
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, berpandangan reshuffle kali ini membuat kabinet semakin gemuk dan tidak sejalan dengan semangat efisiensi yang sebelumnya disampaikan Presiden. Ia menilai, kehadiran wakil menteri tidak memiliki urgensi yang jelas. Sebab, di setiap kementerian sudah ada sekretaris jenderal dan direktur jenderal yang dapat melaksanakan fungsi dan tugas wakil menteri. Kehadiran wakil menteri dapat memunculkan persaingan tidak sehat dengan sang menteri. Menurut Jamiluddin, terlalu sering reshuffle juga menimbulkan ketidaknyamanan di kalangan menteri. Hal ini juga mengindikasikan kurang selektifnya Presiden Prabowo saat memilih menteri dan wakil menteri.