Insiden kebakaran smelter PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, Jawa Timur berdampak kepada terganggunya produksi. Unit asam sulfat smelter terbakar pada Senin (14/10/2024) pukul 17.45WIB. Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas mengatakan produksi tidak dapat dilanjutkan. Karena apabila produksi dipaksakan maka akan berdampak kepada pencemaran lingkungan. Tony menjelaskan, proses pemurnian konsetrat tembaga dari Papua, dimasukan ke dalam tungku peleburan atau flash smelting furnace (FSF) dan dibakar. Pada proses tersebut menghasilkan gas buang dari zat berbahaya seperti sulfar dioksida (SO2). Zat SO2 tidak bisa dilepas begitu saja ke udara sehingga harus dibersihkan di fasilitas pemisahan gas bersih. Selanjutnya diproses menjadi asam sulfat yang dapat dimanfaatkan untuk nikel aspal, pupuk dan bahan lainnya. Pada dasarnya fasilitas pemisahan gas bersih yang terbakar tersebut memiliki fungsi membersihkan gas buang dari zat berbahaya. Kemudian, mencegah korosi dan kerusakan peralatan akibat korosi serta menyediakan gas bersih untuk konversi menjadi asam sulfat. Oleh sebab itu, pihak PT Freeport melakukan investigasi yang menyeluruh dari insiden tersebut. Investigasi melibatkan ahli dari internal perusahaan, kontraktor Chiyoda, Freeport McMoRan, Kementerian ESDM, dan equipment manufacturer serta kepolisian. Tony memastikan, tidak ada korban dari insiden tersebut karena keselamatan karyawan adalah prioritas utama perusahaan. Dia juga memastikan tidak ada dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat.