SKK Migas: Target 1 Juta Barel Minyak Molor 3 Tahun

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah mengevaluasi realisasi capaian program jangka panjang atau long term plan (LTP) 1 juta barel minyak per hari (bopd) dan 12.000 juta kaki kubik per hari gas (MMscfd). Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan lembagannya bakal memundurkan target jangka panjang itu dua tahun sampai tiga tahun dari target LTP yang ditenggat pada 2030 saat ini. Alasannya, realisasi lifting migas yang direncanakan dalam LTP yang disusun pada 2019 lalu terdampak pandemi selama hampir 3 tahunan. Dwi menuturkan sebagian proyek hulu migas strategis belakangan mengalami kemuduran akibat pandemi sejak 2020. Dengan demikian, beberapa rencana yang menjadi bagian dari proyek LTP tidak sesuai dengan target.

Di sisi lain, Dwi menuturkan, lembagannya telah melakukan sejumlah proyeksi anyar untuk beberapa lapangan signifikan yang mungkin onstream sebelum 2027. Berdasarkan data teranyar dari SKK Migas per 6 Februari 2024, proyeksi produksi minyak sampai 2030 hanya berada di level 888.000 bopd atau lebih rendah dari target 1 juta bopd. Sementara itu, proyeksi onstream pada 2024 dan 2025 masing-masing berada di level 597.000 bopd dan 599.000 bopd. Sementara itu, proyeksi produksi gas sampai 2030 berada di level 10.399 MMscfd. Adapun proyeksi produksi gas untuk 2024 dan 2025 masing-masing berada di level 5.544 MMscfd dan 5.799 MMscfd.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Maman Abdurrahman menilai negatif susutnya lifting migas setiap tahunnya yang dilaporkan SKK Migas. Maman berpendapat SKK Migas telah gagal untuk menaikan tren produksi hulu migas beberapa tahun terakhir. Maman menuturkan adanya dorongan dari sebagian anggota komisi energi untuk merevisi LTP yang belakangan dianggap terlalu optimis tersebut. Dia beralasan hingga saat ini realisasi produksi migas belum lebih dari separuh target yang dicanangkan pada 2030 atau enam tahun mendatang.

Search