Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah pusat dan daerah terus bergerak mengendalikan inflasi melalui berbagai upaya, di antaranya mensubsidi biaya transportasi untuk komoditas yang mengalami peningkatan harga. Pemerintah daerah (pemda), jelas Presiden, diberi keleluasaan untuk mensubsidi biaya transportasi barang melalui anggaran belanja tak terduga dan Dana Transfer Umum (DTU) sebesar dua persen. Dengan kebijakan tersebut, harga-harga barang di pasar hingga Selasa ini cukup stabil. Sejalan dengan itu, Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter, kata Presiden, juga mengendalikan inflasi dengan instrumen suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate.
Menanggapi upaya pemerintah itu, Pengamat Ekonomi dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Y Sri Susilo, mengatakan agar program subsidi biaya transportasi komoditas pangan terjaga maka yang perlu dilakukan terlebih dahulu adalah menentukan komoditas prioritas. Masing-masing daerah tentu memiliki komoditas prioritas yang berbeda-beda, sehingga kepala daerah harus memastikan mana yang paling penting mendapat subsidi. “Secara umum beras yang perlu dijaga, transportasinya disubsidi, walaupun di beberapa daerah harga beras masih stabil. Kalau Yogya, selain beras juga perlu mensubsidi biaya transportasi minyak dan gula,” kata Susilo. Selain penentuan komoditas prioritas, kecepatan merespons keadaan dengan keputusan subsidi maupun pasar murah pemerintah juga sangat berpengaruh.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Eugenia Mardanugraha, sepakat dengan Presiden memberi subsidi terhadap biaya transportasi, tetapi skemanya harus benar-benar diatur supaya tidak jatuh ke tangan yang salah. Subsidi, terang Eugenia, bukan untuk meredam inflasi, tetapi untuk memperkuat daya beli. Misalnya, karena kenaikan harga BBM maka kemampuan membeli masyarakat itu menurun, dari biasanya membeli tiga menjadi hanya mampu dua. Makanya, skema subsidi itu harus tepat. Menurut Eugenia, subsidi yang tepat itu harus langsung diberikan ke petani dan nelayan, karena mereka inilah yang menggunakan sektor transportasi itu. Dengan demikian, mereka diharapkan tidak menaikkan harga pangan atau ikannya ketika dijual ke konsumen. Kalau ingin meredam inflasi, solusinya hanya dua yakni dengan menaikkan suku bunga dan menurunkan harga termasuk bahan bakar minyak (BBM).