Belakangan viral kabar bahwa Covid-19 kembali meledak di beberapa negara, termasuk di Indonesia dan beberapa negara di Asia Tenggara lainnya. Menurut laporan Kemkes, kasus kali ini didominasi oleh subvarian EG.5. Subvarian EG.5 merupakan turunan dari varian omicron dan masuk dalam kategori variants of interest (VOI) atau varian yang memiliki mutasi genetik yang diprediksi dapat memengaruhi karakteristik klinis virus. Dilansir dari Yale Medicine, EG.5 merupakan mutasi virus SARS-CoV-2 lainnya (virus yang menyebabkan COVID-19). Sejauh ini, EG.5 tidak memberikan peringatan mengenai tingkat keparahan penyakit, meskipun laporan awal menunjukkan bahwa virus ini mungkin lebih mudah menular. Bahkan, kecepatan menularkan telah melampaui XBB.1.16 (atau Arcturus).
Dilansir dari Health, Kristina K. Bryant, MD, spesialis penyakit menular anak di Norton Children’s Infectious Diseases, mengatakan bahawa kebanyakan pasien memiliki gejala yang mirip dengan subvarian Omicron sebelumnya. Gejala-gejala tersebut terutama melibatkan keluhan saluran pernapasan atas, seperti sakit tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, dan pilek. EG.5 perlu diperhatikan. Ini adalah subvarian yang dominan adalah demam atau menggigil, batuk, sesak napas atau kesulitan bernapas, kelelahan, nyeri otot atau badan, sakit kepala, ilangnya rasa atau bau, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, mual atau muntah, diare.