Tren inflasi nasional yang cenderung meningkat akibat kenaikan harga barang dan jasa diperkirakan bisa mengulang siklus inflasi pada 2013 dan 2014 yang menukik ke level 8 persen lebih. Siklus tersebut menunjukkan sebelum melesat ke level 8 persen, inflasi pada beberapa tahun cenderung terkendali di level 3 persen, lalu bergerak ke level 4 persen. Kalau tidak hati-hati mengelola produksi pangan nasional dan terus mengandalkan impor, bukan tidak mungkin inflasi akan tiba-tiba melesat. Untuk mengendalikan inflasi harus menaikkan suku bunga dan menjaga daya beli.
Direktur Eksekutif Center of Reform Economics (CORE), Mohammad Faisal, menyatakan bahwa inflasi pada tahun ini akan melewati prediksi terakhir BI yang mencapai 5 persen. Hingga saat ini, pemerintah memang menegaskan akan mempertahankan subsidi pada bahan bakar minyak, listrik, dan gas elpiji untuk mengendalikan inflasi, termasuk memberi bantuan sosial. Namun, kekuatan pemerintah menahan subsidi tersebut bisa tergerus jika harga komoditas turun dan itu diperkirakan akan terjadi pada tahun depan. Pakar Ekonomi dari Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI), Surabaya, Leo Herlambang, memperkirakan lonjakan inflasi RI sangat bergantung dari sejumlah faktor seperti kecukupan devisa, ketersediaan barang kebutuhan, tingkat suku bunga, dan investasi asing.
Guru Besar Ekonomi Pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Dwijono Hadi Darwanto, mengatakan pemerintah harus mewaspadai masa panen padi gadu pada periode Agustus- Desember karena bisa saja menambah peliknya masalah harga pangan saat ini. Indonesia saat ini memasuki musim kemarau yang setiap tahun selalu akan menekan stok dalam negeri terutama beras. Padi gadu (masa paceklik panen) yang ditambah kelangkaan pupuk dan tekanan harga BBM tentu akan membuat rentetan masalah di pertanian desa. Diversifikasi, katanya, sangat penting untuk mengalihkan selera masyarakat dari produk gandum yang hanya bisa didapat dari impor. Tanpa perubahan selera di masyarakat, sulit bagi negara ini lepas dari kebergantungan pada impor. Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti, mengatakan secara teori, untuk mengendalikan inflasi harus menaikkan suku bunga. Namun demikian, di sisi lain harus ada upaya penguatan daya beli. Selain itu, perusahaan-perusahaan juga harus melakukan mitigasi risiko, agar produknya tetap terjangkau oleh konsumen.