Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menegaskan tidak sudi lagi berdialog dengan negara tetangga Korea Selatan. Dalam pernyataan resmi yang disiarkan oleh kantor berita Korut, KCNA, Jong-un sekaligus menutup kans wacana reunifikasi antara Korut dengan Korsel. Jong-un mengatakan bahwa kondisi Korut dan Korsel saat ini menjadi “hubungan dua negara yang bermusuhan dan dua pihak yang siap berperang.” Selain itu, Jong-un juga memastikan bahwa Pyongyang tak akan ragu untuk mengambil tindakan serius jika koalisi Seoul dan Washington mencoba menangkal aktivitas militer pihak Korut.
KCNA melaporkan pada Minggu (31/12) waktu setempat bahwa Korea Utara berencana untuk memperkuat program nuklir tersebut dengan tiga satelit mata-mata tambahan per Januari 2024. Dalam pidato yang sama, Jong-un juga mengatakan bahwa perang di semenanjung Korea bisa “pecah kapan saja.” Ia memerintahkan pasukan militernya untuk bersiap perang di semenanjung Korea.
Dilansir dari AFP, dalam pertemuan itu, Kim juga menuduh Amerika Serikat telah menimbulkan “berbagai jenis ancaman militer” di wilayahnya dan memerintahkan angkatan bersenjata Korut untuk mempertahankan “kemampuan respons perang yang luar biasa.” Awal Desember 2023, AS mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir di kota pelabuhan Busan, Korea Selatan, dan menerbangkan pembom jarak jauh dalam latihan militer dengan Korsel dan Jepang.