Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang dikecam keras atas kunjungannya ke Beijing pekan ini. Dia mengatakan pada Sabtu (5/11/2022) bahwa pernyataan bersamanya dan Presiden China Xi Jinping yang menentang penggunaan senjata nuklir di Ukraina jadi alasan kunjungannya. Komentar Scholz muncul sehari setelah kunjungannya ke China bersama CEO perusahaan Jerman. “Karena pemerintah China, presiden, dan saya dapat menyatakan bahwa tidak ada senjata nuklir yang boleh digunakan dalam perang ini, itu yang membuat seluruh perjalanan ini berharga,” kata Scholz.
Xi Jinping, setuju bahwa kedua pemimpin bersama-sama menentang penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir atas Ukraina. Tetapi dia menahan diri untuk tidak mengkritik Rusia atau menyerukan Moskwa untuk menarik pasukannya. Scholz, yang telah dikritik karena tampaknya melanjutkan strategi yang menautkan ekonomi Jerman secara berlebihan ke China, mitra dagang terpentingnya, mengatakan diversifikasi adalah kunci untuk membatasi kemungkinan dampak jika hubungan memburuk.
Pada pertemuan tertutup, dia mengatakan akan memakan waktu sekitar 10-15 tahun untuk sepenuhnya menghilangkan risiko. Hubungan bisnis Jerman dengan China telah mendapat sorotan yang lebih ketat sejak Februari ketika Rusia menginvasi Ukraina. Invasi itu sendiri menyebabkan berakhirnya hubungan energi Jerman selama satu dekade dengan Rusia dan menyebabkan banyak perusahaan meninggalkan bisnis lokal mereka. Ini telah memicu kekhawatiran atas konsekuensi potensial bagi ekonomi Jerman jika China menyerang Taiwan.