Setahun genosida Gaza: Bentuk-bentuk kehancuran akibat serangan Israel

Penyerbuan Israel yang mengakibatkan genosida Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem merupakan salah satu konflik paling destruktif di abad ke-21. Konflik akibat kebrutalan pasukan Zionis Israel itu telah mengakibatkan total 41.825 jiwa tewas, 96.910 terluka, dan lebih dari 10.000 orang dilaporkan hilang di bawah reruntuhan. Perang ini tidak hanya menargetkan warga sipil, tetapi juga meninggalkan banyak infrastruktur wilayah tersebut dalam keadaan porak poranda, situasi membahayakan dan membunuh petugas kesehatan, serta kehancuran pada bangunan rumah, sekolah, dan seluruh lingkungan, sebagai sasaran membabi buta Israel.

UNICEF melaporkan bahwa meningkatnya kekerasan dan pembatasan gerak sejak Oktober 2023 telah menciptakan hambatan tambahan bagi 782.000 siswa di wilayah tersebut. Data dari Kementerian Pendidikan dan Kelompok Pendidikan menunjukkan bahwa antara 8 persen -20 persen sekolah di Tepi Barat telah ditutup sejak saat itu. Perang genosida Israel di Gaza telah menyebabkan kerusakan signifikan pada lingkungan akibat penggunaan amunisi. Penilaian PBB menemukan bahwa armada lebih dari seratus truk akan memerlukan waktu 15 tahun untuk menghapus hampir 40 juta metrik ton puing-puing dari Gaza, dengan biaya operasi antara 500 juta dolar AS (sekitar Rp7,8 triliun) dan 600 juta dolar AS (sekitar Rp9,36 triliun).

Serangan terhadap layanan kesehatan mengakibatkan 765 orang tewas, mempengaruhi 110 fasilitas, serta 32 rumah sakit yang rusak dan 115 ambulans, termasuk 63 yang mengalami kerusakan. Di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, terdapat 25 kematian dan 111 cedera, dengan 444 ambulans dan 56 fasilitas kesehatan yang terkena dampak serangan terhadap layanan kesehatan. Menurut UNESCO, hingga 17 September, Israel telah merusak 69 situs di Gaza, termasuk 10 situs keagamaan, 43 bangunan yang memiliki nilai sejarah dan/atau artistik,.

Search