Ukraina mengatakan tembakan rudal Rusia ke pelabuhan Odesa dapat merusak kesepakatan untuk menghapus blokade ekspor gandum dari pelabuhan Laut Hitam, yang ditandatangani satu hari sebelumnya. Padahal, kesepakatan tersebut diharapkan dapat meringankan krisis pangan global yang saat ini terjadi akibat perang. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, serangan “barbar” itu menunjukkan Moskow tidak dapat dipercaya untuk mengimplementasikan kesepakatan.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyampaikan, serangan ini menimbulkan keraguan serius pada kredibilitas Rusia atas komitmennya terhadap perjanjian. “Rusia memikul tanggung jawab atas semakin dalamnya krisis pangan dunia dan harus menghentikan agresinya,” kata Blinken. PBB, Uni Eropa, AS, Inggris, Jerman, dan Italia mengecam keras serangan ke Odesa itu. Pada Jumat lalu. petinggi PBB mengatakan mereka berharap kesepakatan penghapusan blokade ekspor gandum dapat beroperasi dalam beberapa pekan ke depan.
Seorang pejabat pemerintah Ukraina juga mengatakan, persiapan untuk memulai kembali ekspor gandum dari Laut Hitam tetap akan dilanjutkan. Sebelumnya, Moskow dan Kiev telah menandatangani kesepakatan yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki itu pada Jumat (22/7) lalu. Kesepakatan ekspor gandum itu dinilai merupakan terobosan dalam perang yang berlangsung selama lima bulan sejak Rusia menginvasi negara tetangganya. Kesepakatan itu juga dinilai penting untuk menahan lonjakan harga pangan dunia dengan mengizinkan kembali ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan-pelabuhan Laut Hitam termasuk Odesa.