Menurut perkiraan organisasi nirlaba Inggris yang berfokus pada pembangunan penanggulangan bencana, Oxfam, dampak dari konflik Ukraina meningkatnya ketidaksetaraan dan pandemi Covid-19 dapat memaksa lebih dari seperempat miliar orang jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem tahun ini. Oxfam mengeluarkan peringatan tersebut dalam sebuah laporan yang diterbitkan sebelum pertemuan tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional minggu depan. Perkiraan Oxfam menunjukkan bahwa sekitar 263 juta orang dapat terdorong jatuh ke dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2022, karena dampak gabungan dari Covid-19, ketidaksetaraan dan inflasi harga makanan dan energi dipercepat oleh perang di Ukraina.
Negara-negara miskin menghadapi krisis utang yang menjulang dan daya beli upah tertekan. Sementara keuntungan perusahaan melonjak dan kekayaan miliarder mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bank Dunia sebelumnya memperkirakan 198 juta orang menghadapi kemiskinan ekstrem, yang didefinisikan orang dengan pendapatan kurang dari 1,90 dollar AS per hari karena pandemi. Sebanyak 65 juta orang lainnya berisiko terkena dampak dari invasi Rusia ke Ukraina, termasuk melonjaknya harga energi dan pangan. Jumlah total orang dalam kemiskinan ekstrem di seluruh dunia bisa mencapai 860 juta.
Oxfam menyerukan rencana penyelamatan ekonomi global segera untuk mengatasi masalah besar tersebut. Para pemimpin G20, IMF, dan Bank Dunia, bersama dengan semua pemimpim, harus bertindak. Mereka harus melindungi orang dari dampak keras krisis. Oxfam mendesak pembatalan utang dan lebih banyak bantuan untuk negara-negara termiskin di dunia, sambil menyerukan pajak yang lebih tinggi untuk orang kaya. Negara-negara berpenghasilan rendah membutuhkan pembatalan utang untuk dapat berinvestasi dalam jaring pengaman sosial. Sementara perpajakan progresif pada yang paling kaya perlu lebih besar dari sebelumnya untuk menyediakan dana besar dalam melindungi yang paling rentan.