Seluruh perhatian media massa untuk Timur Tengah belakangan teralihkan ke serangan drone dan rudal Iran ke Israel nan dramatis. Pada saat yang sama, penduduk Gaza masih terus berurusan dengan peperangan yang tidak berkesudahan. Puluhan orang Palestina masih terus meregang nyawa setiap hari dan tidak sedikit di antaranya adalah anak-anak, menurut data Kementerian Kesehatan Hamas. Kemenkes Hamas sekarang menyebut Israel telah membunuh 34.000 orang di Gaza sejak perang dimulai.
Amerika Serikat dan sekutunya menyebut invasi skala besar akan memperuncing krisis kemanusiaan yang sudah parah. PBB melayangkan permohonan untuk pengumpulan dana sebesar US$2,8 miliar (Rp45,5 triliun) khususnya untuk Gaza. Pada saat yang bersamaan, seorang pejabat senior dari kantor kemanusiaan PBB mengeluhkan masalah akses yang masih saja ada – terutama ke bagian utara Gaza.
Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, sudah mengutarakan solidaritas terhadap Israel dan berupaya menurunkan ketegangan setelah serangan Iran pda 13 dan 14 April. Untuk sekarang, upaya mediasi internasional untuk mengamankan gencatan senjata masih terhambat. Yang tetap menjadi kendala utama adalah posisi Israel yang terbuka untuk mendiskusikan gencatan senjata sementara untuk memulangkan sandera – tetapi mereka tidak akan berhenti memerangi Hamas sampai benar-benar tereliminasi. Adapun Hamas berkeras tidak akan melepas sandera apabila tidak ada pembicaraan untuk menghentikan perang.