Sekolah Rakyat Beroperasi: Gangguan Kesehatan hingga Dapur Belum Berfungsi

Sebanyak 63 Sekolah Rakyat di berbagai daerah Indonesia resmi memulai masa matrikulasi tahun ajaran baru secara serentak pada Senin, 14 Juli 2025. Masa penjajakan ini berlangsung lima hari mengikuti jadwal Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyebutkan, program ini telah melalui tahap simulasi, dengan target pemerintah membuka hingga 200 sekolah rakyat rintisan tahun ini. Pada tahap pertama, sebanyak 9.755 siswa diterima dan jumlahnya ditargetkan meningkat menjadi 20 ribu siswa pada tahap berikutnya.

Pelaksanaan MPLS di sejumlah sekolah rakyat diwarnai pemeriksaan kesehatan siswa. Di Sekolah Rakyat Sentra Terpadu Inten Soeweno, Cibinong, tercatat 18 siswa mengalami masalah kesehatan seperti gigi, mata, hingga prahipertensi. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan langsung melakukan pemantauan dan memberikan solusi seperti bantuan kacamata agar siswa tidak terganggu saat belajar. Sementara di Sekolah Rakyat Menengah Atas Margaguna, Jakarta Selatan, ratusan siswa mengikuti tes kebugaran berupa lari delapan putaran, pemeriksaan gula darah, tensi, hingga pendengaran.

Di Cirebon, Sekolah Rakyat Terintegrasi 1 juga melaksanakan tes kesehatan meskipun beberapa sarana seperti dapur umum dan pemisahan asrama masih belum sempurna. Fasilitas dasar seperti tempat tidur, lemari, dan peralatan mandi sudah disediakan pemerintah, dan perbaikan sarana terus dilakukan. Kegiatan hari pertama diisi dengan pemeriksaan kesehatan, kegiatan keagamaan, sosialisasi, serta perkenalan antarsiswa. Pemerintah daerah menegaskan bahwa kendala awal merupakan bagian dari proses adaptasi, dan perbaikan fasilitas akan terus berjalan seiring dengan pelaksanaan program sekolah rakyat ini.

Search