Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres menganggap prospek kesepakatan damai untuk mengakhiri perang Rusia vs Ukraina belum juga terlihat. Guterres menilai invasi Rusia ke Ukraina masih akan berlangsung cukup lama. Kesimpulan itu ia dapat setelah menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (14/9). Guterres mengatakan dalam percakapan telepon dengan Putin, ia membahas berbagai masalah termasuk kesepakatan pasokan serta pengiriman gandum dan kemungkinan ekspor dari Rusia. Guterres memperingatkan ada hambatan terkait ekspor makanan dan pupuk Rusia.
Guterres dan Putin juga membahas tawanan perang. Ia mengklaim Putin menjamin akses bagi tim pencari fakta PBB untuk menyelidiki serangan artileri yang meluluhlantakkan sebuah penjara di wilayah yang diduduki Rusia di Ukraina timur pada Agustus lalu. Insiden itu menewaskan puluhan orang termasuk warga Ukraina yang ditahan tentara Rusia.
Guterres mengatakan dia dan Putin juga mendiskusikan tentang pembangkit nuklir Ukraina Zaporizhzhia yang sempat menjadi titik panas peperangan yang berisiko memicu bencana radiasi. Saat ini, pertempuran masih sengit terjadi terutama di timur laut Ukraina, di mana pasukan Kyiv berhasil melakukan perlawanan dan merebut lagi sebagian wilayah yang diduduki Rusia, terutama Kharkiv. Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan Ukraina berhasil merebut kembali lebih dari 8.000 kilometer persegi wilayahnya yang sempat diduduki Rusia.