Pasar saham dan obligasi negara berkembang Asia, di luar China, mengalami goncangan hebat pada kuartal lalu. Kenaikan suku bunga acuan bank sentral negara maju serta lonjakan inflasi membuat investor asing memilih kabur dari Asia. Dilansir dari The Business Times, arus modal asing keluar (capital outflow) dari tujuh pasar saham negara Asia pada kuartal terakhir menembus US$ 40 miliar ekuitas atau sekitar Rp 599,4 triliun (kurs Rp 14.985/US$). Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan periode tiga bulan selama periode sistemik sejak 2007.
Tujuh negara tersebut adalah India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Thailand. Jumlah US$ 40 miliar merupakan total outflow selama tiga bulan jika dibandingkan dengan tiga periode sistemik sebelumnya. Indonesia menjadi negara yang paling banyak ditinggal investor asing di pasar obligasi. Total dana asing yang keluar dari pasar obligasi Indonesia menembus US$ 3,1 miliar pada kuartal lalu. Investor asing meninggalkan Indonesia bukan karena faktor fundamental domestik tetapi lebih karena kekhawatiran resesi. Data Bank Indonesia menunjukkan hingga semester satu tahun ini, terjadi outflow di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 111,12 triliun sementara di pasar saham masih terjadi inflow Rp 61,82 triliun. Kaburnya dana asing menjadi penyebab melemahnya nilai tukar rupiah dan bisa berdampak kepada pengelolaan fiskal.