Sanksi Dinilai Tak Berdasar, Iran Sebut Barat Harus Minta Maaf

Peristiwa meninggalnya Mahsa Amini dan kerusuhan di Iran yang jadi topik utama berbagai media massa akhir-akhir ini ditanggapi serius pihak Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Islam Iran di Jakarta. Peristiwa meninggalnya Mahsa Amini adalah hal yang penting bagi bangsa dan pemerintah Iran. Iran juga menyebut Barat dan Israel ada di balik kerusuhan akibat protes kematian Mahsa Amini. Tak hanya itu, Kedubes Iran menyebut bahwa Barat, yang sering menilai Iran melanggar hak asasi, selama ini juga melanggar hak Iran.

“Selama empat dekade terakhir, rakyat Iran telah mengalami pelanggaran berat hak asasi manusia oleh pihak Barat dengan cara yang paling kejam,” ungkapnya. “Pengenaan sanksi kejam sepihak oleh Amerika Serikat dan 17 ribu korban teror akibat aksi teroris kelompok-kelompok yang kini tinggal di safe havens Amerika dan Eropa hanyalah dua contoh utamanya,” tambahnya. Karena itu Iran menyebut, negara-negara yang berada di garis depan dalam merencanakan atau menerapkan sanksi dan mendukung kelompok teroris, harus meminta maaf dan memperbaiki perilakunya.

Republik Islam Iran berkomitmen melindungi hak-hak dasar dan kebebasan rakyatnya, sesuai dengan hukum dan tata tertib yang berlaku serta secara serius akan menindaklanjuti setiap pelanggaran maupun pembatasan HAM masyarakatnya. Menanggapi sanksi Uni Eropa yang terjadi baru-baru ini, Iran juga menyebut bahwa Uni Eropa kembali melakukan kesalahan kalkulasi. “Mereka mengambil tindakan tidak konstruktif berdasarkan banyak informasi palsu dengan menjatuhkan sanksi yang tidak efektif terhadap Iran,” pungkasnya.

Search