Saiful Mujani mengungkapkan bahwa enam faktor yang akan mempengaruhi koalisi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Pertama adalah faktor ideologi partai yang saat ini terbagi menjadi dua, yakni nasionalis dan Islam. Saat ini partai yang paling memiliki status sebagai partai nasionalis adalah PDIP, sedangkan partai yang paling berideologi Islam adalah PKS. Faktor kedua adalah komunikasi antarelite partai politik. Saat ini, sejumlah pimpinan partai memiliki friksi atau masalah akibat keputusan politik di masa lalu. Misalnya, PDIP dengan Partai Demokrat yang merupakan konflik antara Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Faktor ketiga adalah tiga partai besar pemilik suara terbanyak, yakni PDIP, Partai Gerindra, dan Partai Golkar. Ketiga partai tersebut akan menjadi poros utama koalisi dalam Pilpres 2024. Keempat adalah intensitas harus menjadi calon presiden. Intensitas tersebut paling terlihat kepada Partai Gerindra yang kemungkinan besar akan sekali lagi mengusung Prabowo Subianto sebagai capres.
Kelima adalah elektabilitas bakal calon presiden. Saat ini, setidaknya ada tiga nama teratas yang memiliki elektabilitas tertinggi, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan. Faktor terakhir adalah organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU). Basis masyarakat nahdliyin yang besar tentu akan menjadi salah satu pertimbangan partai politik dalam koalisi untuk mengusung setidaknya tokoh NU menjadi calon wakil presiden.