Rusia menanggapi gagasan pengiriman senjata niklir ke Ukraina oleh pihak lain. Kepala Duma Negara Federasi Rusia Vyacheslav Volodin mengatakan gagasan memasok senjata nuklir ke Ukraina di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Kyiv dan Moskwa sama dengan memprovokasi konflik nuklir di pusat Eropa dan benar-benar gila. Volodin berbicara demikian sebagai tanggapan atas pernyataan yang dibuat oleh Radoslaw Sikorski, seorang anggota parlemen Polandia dan Mantan Menteri Luar Negeri Polandia, yang mengatakan bahwa Barat memiliki “hak” untuk memasok senjata nuklir.
“Dengan anggota parlemen seperti itu, Eropa akan memiliki masalah yang jauh lebih serius daripada yang mereka hadapi hari ini, pengungsi, rekor inflasi, krisis energi,” kata Volodin dalam sebuah posting di media sosial. Dia menuding Sikorski telah memicu konflik nuklir di pusat Eropa. Sikorski menuduh Rusia melanggar Memorandum Budapest 1994, sebuah perjanjian kerangka kerja yang ditandatangani oleh Ukraina, Rusia, Inggris, dan AS. Dalam perjanjian ini, Ukraina menyerahkan persenjataan nuklir yang diwarisinya setelah runtuhnya Uni Soviet dengan imbalan jaminan keamanan dan keuntungan ekonomi.
“Barat memiliki hak untuk memberikan hulu ledak nuklir kepada Ukraina sehingga bisa melindungi kemerdekaannya,” klaim Sikorski. Pernyataan Sikorski ini disebut menguatkan pernyataan yang dibuat oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sesaat sebelum konflik pecah pada akhir Februari 2022. Berbicara pada konferensi keamanan di Munich, Jerman, Zelensky dilaporkan telah menyarankan agar Ukraina melepaskan status non-nuklirnya, karena perjanjian 1994 “tidak berfungsi”.