Rusia Mudur dari Kesepakatan, Ketahanan Pangan Global Terancam

Rusia pada Senin (17/7) memgumumkan menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam. Kesepakatan ini terobosan masa perang sehingga Ukraina bisa mengekspor gandum dan produk pertanian lain ke negara-negara di Afrika, Timur Tengah, dan Asia, tempat kelaparan jadi ancaman dan harga pangan tinggi mendorong lebih banyak orang ke dalam kemiskinan. Dilaporkan oleh Associated Press (AP), juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Rusia akan menangguhkan Inisiatif Butir Laut Hitam sampai tuntutannya untuk mendapatkan makanan dan pupuknya sendiri ke dunia terpenuhi. Sementara Moskow mengeluhkan pembatasan pengiriman dan asuransi telah menghambat ekspor pertaniannya, Rusia telah mengirimkan gandum dalam jumlah yang mencapai rekor.

Penangguhan itu menandai berakhirnya kesepakatan yang ditengahi PBB dan Turki musim panas lalu untuk mengizinkan pengiriman pangan meninggalkan wilayah Laut Hitam setelah invasi Rusia ke Ukraina memperburuk krisis pangan global. Inisiatif ini dipuji karena membantu menurunkan harga gandum, minyak sayur, dan komoditas pangan lainnya yang melonjak. Ukraina dan Rusia adalah pemasok global utama gandum, jelai, minyak bunga matahari, dan produk makanan terjangkau lainnya yang diandalkan oleh negara-negara berkembang.

Penasihat Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, Mykhailo Podolyak, mengatakan penangguhan itu hanya teater politik semata. “Pernyataan itu sendiri langsung menyertakan klausul pelarian,” katanya. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan, menteri luar negeri negaranya akan berbicara dengan mitranya dari Rusia pada Senin, dan dia berharap kesepakatan itu akan diperpanjang. Penangguhan kesepakatan membuat harga gandum naik sekitar 3 persen di perdagangan Chicago, menjadi 6,81 dollar AS per gantang. Analis tidak memperkirakan lebih dari sekadar lonjakan harga komoditas pangan sementara karena tempat-tempat seperti Rusia dan Brasil telah meningkatkan ekspor gandum dan jagung, tetapi kerawanan pangan di seluruh dunia terus meningkat.

Search