Rusia Kembali Tutup Pasokan Gas ke Eropa

Perusahaan gas Rusia, Gazprom, telah menangguhkan pasokan gasnya ke perusahaan energi asal Denmark, Orsted Salg & Service A/S dan perusahaan Shell Energy Europe di Jerman. Hal itu karena kedua perusahaan gagal memenuhi syarat pembelian gas dari Gazprom, yakni dengan menggunakan mata uang Rubel. Sebelumnya Rusia pun sudah menyetop pasokan gas alamnya ke Bulgaria, Finlandia, dan Bulgaria. Hal itu karena ketiga negara tersebut menolak melakukan pembelian dengan menggunakan rubel. Ditutupnya aliran gas Rusia telah memicu kenaikan harga gas serta berkontribusi pada melonjaknya inflasi. Di sisi lain, hal itu memberi tekanan pada pemerintah dan perusahaan di Eropa untuk menemukan pemasok alternatif selain Moskow, termasuk fasilitas penyimpanannya.

Meski situasinya demikian, pada Selasa (31/5) malam lalu, Uni Eropa sepakat melakukan embargo parsial terhadap komoditas minyak Rusia. Hungaria, Slovakia, serta Republik Ceko diberi pengecualian dan tetap diperkenankan memperoleh pasokan minyak Rusia yang dikirim lewat pipa Druzhba. Keputusan embargo yang sudah diperdebatkan selama berpekan-pekan bertujuan menghentikan 90 persen impor minyak mentah Rusia ke 27 negara anggota Uni Eropa. Negara-negara Uni Eropa akan memiliki waktu enam bulan untuk menghentikan impor minyak mentah Rusia melalui laut. Sementara untuk menyetop pasokan produk olahan minyak Rusia, Uni Eropa mempunyai waktu delapan bulan. Garis waktu itu bakal dimulai setelah sanksi secara resmi diadopsi.

Embargo yang dilakukan perhimpunan Benua Biru akan menjadi sanksi paling keras terhadap Moskow sebagai konsekuensinya menyerang Ukraina. Namun di sisi lain, sanksi tersebut bakal turut mempengaruhi Uni Eropa. Pada 2020, Rusia merupakan pemasok seperempat impor minyak Uni Eropa. Sementara Eropa adalah tujuan hampir setengah dari ekspor minyak mentah dan produk minyak Rusia.

Search