Rusia akan memangkas produksi minyak mentah hingga setengah juta barel per hari (bph) mulai Maret tahun ini. Hal itu dilakukan usai negara barat memberlakukan pembatasan harga terhadap ekspor minyak Negeri Beruang Merah itu. Saat ini, harga berjangka untuk minyak mentah Brent melonjak 2,7 persen menjadi US$86 atau Rp1,29 juta (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS) per barel. Penyebabnya adalah para pengusaha mengantisipasi pengetatan pasokan global.
Menurut Reuters, Rusia mengambil keputusan untuk mengurangi produksinya tanpa berkonsultasi dengan kelompok produsen OPEC+, termasuk Arab Saudi. OPEC+ memutuskan pada Oktober lalu untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari dan belum menyesuaikan sikap itu sejak saat itu. Sementara, pada Juni tahun lalu, Uni Eropa setuju untuk menghentikan semua impor minyak mentah Rusia melalui laut selama enam bulan berikutnya. Langkah ini adalah bagian dari sanksi Barat untuk mengurangi kemampuan Moskow mendanai perangnya di Ukraina.
Negara G7 dan Uni Eropa juga sepakat membatasi harga di mana pialang, asuransi, dan pengirim barang Barat dapat memperdagangkan minyak lintas laut Rusia untuk pasar di tempat lain sebesar US$60 per barel. Awal bulan ini, negara-negara UE juga melarang impor solar dan impor minyak sulingan Rusia.