Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.259 per dolar AS pada Kamis (17/2) pagi. Mata uang Garuda turun 3 poin atau minus 0,02 persen dari perdagangan sebelumnya, yang di Rp14.256 per dolar AS. Sementara, mayoritas mata uang di Asia bergerak menguat pagi ini. Tercatat, yen Jepang naik 0,03 persen, dolar Singapura naik 0,09 persen, won Korea Selatan naik 0,09 persen, peso Filipina yang naik 0,03 persen, rupee India naik 0,35 persen, yuan China naik 0,09 persen, ringgit Malaysia naik 0,02 persen, dan baht Thailand naik 0,11 persen. Sementara dolar Hong Kong tak bergeming.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memproyeksi nilai tukar rupiah berpeluang menguat karena sentimen positif terhadap aset berisiko masih banyak. “Di tengah pandemi, pelaku pasar kelihatannya masih optimis dengan pemulihan ekonomi. Data-data ekonomi negara maju menunjukkan perbaikan,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Kamis (17/2). Di lain sisi, ketegangan antara Rusia-NATO masih berpotensi menekan aset berisiko.
Dari dalam negeri, tambahnya, konsumsi masyarakat terlihat membaik dengan data penjualan ritel yang bertumbuh. Rupiah berpotensi menguat ke arah Rp14.230, sementara potensi pelemahan berada di posisi Rp14.280 per dolar AS.